Menekraf serta PHRI Bekerjasama dalam Mengembangkan Ekonomi

Menekraf serta PHRI Bekerjasama dalam Mengembangkan Ekonomi

Menekraf dan PHRI bertemu untuk membahas pengembangan usaha ekonomi kreatif. Teuku Riefky Harsya selaku menteri menilai bahwa kerjasama dengan para pelaku usaha di bidang perhotelan serta restoran sangat diperlukan.

Hal ini untuk mendukung pengembangan usaha ekraf. Apalagi sektor ekraf serta pariwisata memiliki dampak yang besar dalam penyerapan tenaga kerja.

Tidak heran jika ekonomi kreatif bisa menjadi mesin pertumbuhan nasional yang dimulai dari daerah. Hal Inilah yang membuat Menekraf serta PHRI (perhimpunan hotel dan restoran Indonesia) bekerja sama untuk saling mengembangkan ekraf daerah.

Seperti Apa Kolaborasi Menekraf dan PHRI?

adanya kolaborasi kerjasama antara Menekraf dan PHRI diharapkan bisa memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.

Pada pertemuan Menekraf dan PHRI di gedung Sapta pesona, Jakarta membahas peluang kolaborasi antara kedua sektor termasuk potensi pengembangan kolaboratif event. Hal ini diharapkan bisa memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah.

Langkah ini merupakan salah satu cara untuk sektor ekraf serta pariwisata dalam memberikan peran strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Materi ekonomi kreatif yaitu Riefky Harsya juga menekankan pentingnya kolaborasi tersebut untuk menciptakan sinergi antara subsektor ekraf serta bisnis perhotelan termasuk restoran.

Apalagi sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya yaitu melakukan pemberdayaan di daerah. Bahkan fakta di lapangan terlihat bahwa sektor ekraf serta pariwisata memiliki dampak kuat terhadap penyerapan tenaga kerja.

Hal ini membuat ekraf bisa menjadi mesin pertumbuhan nasional jika dimulai dari daerah. Bahkan sang menteri mengatakan terdapat 17 subsektor ekraf yang terus diberi stimulus agar mendorong pertumbuhan ekraf di daerah.

Irene Umar selaku wakil Menteri Ekonomi Kreatif juga mengatakan bahwa pemanfaatan produk ekraf bisa menunjang kebutuhan hotel seperti hiburan hingga pengadaan pojok baca.

Ia juga menyoroti potensi kolaborasi melalui berbagai program mulai dari game, animasi, hingga aktivasi produk lokal. Hal ini sejalan dengan program dari Kemenekraf yaitu program Re(Kreasi) lokal yaitu menyediakan fasilitas local game console dan kuliner lokal pada beberapa hotel Artotel group yang menjadi bagian dari PHRI.

Hal ini merupakan salah satu langkah konkrit untuk mendukung produk ekonomi kreatif masuk ke jaringan pemasaran yang lebih luas. Tidak heran jika kerjasama antara Menekraf dan PHRI bisa memberikan dampak positif.

Pihak PHRI Juga Memberikan Sambutan Positif

Adanya kerjasama Menekraf dan PHRI juga disambut baik oleh ketua umum persatuan hotel dan restoran Indonesia yaitu Hariyadi BS sukamdani. Selain menyambut baik inisiatif tersebut ia juga menyorot pentingnya kolaborasi kedua belah pihak agar menambahkan nilai tambah ekonomi kreatif.

Jadi saat ada penyelenggaraan berbagai acara seperti festival budaya dapat melibatkan jaringan hotel serta restoran di Indonesia. Apalagi antara industri kreatif serta pariwisata memiliki keterkaitan sehingga kerjasama ini diharapkan kedepannya bisa memberikan manfaat banyak bagi pelaku ekraf.

Selain itu digitalisasi juga harus menjadi fokus untuk melindungi kekayaan intelektual lokal terutama dalam industri perhotelan serta restoran. Dengan adanya pertemuan Menekraf dan PHRI diharapkan menjadi awal bagi terciptanya kolaborasi yang kuat antara sektor ekonomi kreatif serta pariwisata.

Menekraf Perkenalkan 17 Subsektor Ekonomi Kreatif

Pihak Kementerian Ekonomi Kreatif juga memperkenalkan 17 subsektor ekraf yang akan terus dikembangkan. Sub sektor tersebut mulai dari pengembangan permainan, kriya, desain interior, penerbitan aplikasi, seni pertunjukan, perikanan, arsitektur, televisi dan radio.

Desain komunikasi visual, musik, seni rupa, desain produk, fashion, kuliner, film, animasi dan video, serta fotografi. Tentunya 17 subsektor ekraf ini diperkenalkan oleh kementerian ketika menerima audiensi dari perwakilan forum silaturahmi Keraton Nusantara.

Apalagi di zaman sekarang potensi digitalisasi di sektor ekraf sangat terlihat pada content creator yang mempromosikan dan mensosialisasikan kebudayaan lokal. Apalagi kedepannya para konten kreator akan membentuk asosiasi.

Pada pertemuan Menekraf dan PHRI, pihak fskn juga menawarkan program kerjasama seperti pembuatan film dokumenter edukasi dengan durasi 15 sampai 30 menit. Bahkan pihak fskn juga memohon dukungan atensi bagi produk ekraf untuk membuka pintu bagi jalur budaya dan pariwisata yang mengusung misi ketahanan adat lokal.

Salah satunya seperti yang ada di Bulukumba yaitu kepala adat membuat aturan kalau warga mengambil satu pohon maka ia harus mengganti 10 pohon. Tentunya tanpa adanya pohon maka ekosistem air menjadi rusak sehingga pihak mereka membuat film dokumenter seperti apa ilustrasi masyarakat adat memperlakukan air.

Apalagi kekayaan budaya dan talenta Indonesia menjadi modal utama dalam pengembangan ekraf sebagai mesin pertumbuhan yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan. Selain itu pihak kementerian ekonomi kreatif juga menekankan tata kelola dan aset ekraf di bidang kebudayaan.

Hal tersebut sangat penting karena pelestarian tradisi memiliki nilai ekonomi yang akan melahirkan identitas kebudayaan dengan keunikan tersendiri. Hal ini bisa dijadikan sebagai produk kreatif di pasar global.

Tentunya ekraf membuka peluang dan memberikan dampak positif bagi kebudayaan lokal. Dengan adanya kerjasama dengan berbagai pihak termasuk Menekraf dan PHRI bisa mewujudkan Indonesia emas 2045.

Related Posts