Kamu Perlu Tahu! Sejarah Pura Aditya Jaya Terbesar dan Tertua di Jakarta

Sejarah Pura Aditya Jaya Terbesar dan Tertua di Jakarta

Anda harus tahu sejarah Pura Aditya Jaya, rumah ibadah umat Hindu terbesar dan tertua di Jakarta. Berdirinya tempat ibadah tersebut tentunya tidak lepas dari perjuangan umat Hindu di DKI Jakarta.

Sebab menginginkan tempat sembahyang yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagai umat Hindu. Sampai sekarang ini bahkan masih sangat ramai dan selalu mengadakan upacara adat atau ritual tiap tahunnya.

Simak Sejarah Pura Aditya Jaya

Berdirinya Pura di Jakarta ini tentu tidak lepas dari perjuangan umat Hindu dan mulai dirintis dari tahun 50’an dari yayasan Pitha Maha. Tapi sekitar tahun 60‘an baru mendapatkan respon dari pihak pemerintah.

Saat itu Presiden Soekarno memberi umat hindu tanah di sebuah lapangan banteng. Sekitar tahun 70’n, I Gusti Ngurah Mandra (almarhum) memperoleh kepercayaan jadi tim kontraktor.

Di mana menangani proses pembangunan jalan Jakarta Cirebon dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Dep Pekerjaan Umum. Proyek tersebut dikerjakan bersama pimpinan pembangunan yakni Ir Iman Soekoto (almarhum).

Dari kesempatan itulah muncul awal mula sejarah Pura Aditya Jaya. Sebab I Gusti Ngurah Mandra mengusulkan sebuah gagasan kepada pimpinan proyek agar dapat sumbangkan tanah bekas perbekalan yang kosong waktu itu.

I Gusti Ngurah Mandra berharap tanah kosong tersebut bisa dijadikan tempat bersembahyang untuk umat Hindu yang ada di Jakarta. Upaya tersebut ternyata diterima dengan baik, namun harus dibuat dulu panitianya.

Untuk susunan panitianya ialah berikut:

  • I Gusti Ngurah Mandra sebagai Ketua Umum
  • I Nyoman Geria sebagai Ketua 1
  • I Gusti Ketut Sukarta sebagai Ketua 2
  • Sang Made Jingga sebagai Sekretaris 1
  • AA Sumitra sebagai Sekretaris 2
  • Ir Ketut Berana sebagai Bendahara 1
  • I Wayan Arniata sebagai Bendahara 2

Panitia yang sudah dibentuk tersebut akan ajukan permohonan ke pimpro dan ditunjuk serta disahkan sebagai pelaksana pembangunan. Berdasarkan sejarah Pura Aditya Jaya, peletakan batu pertamanya oleh Moh Hadi tahun 1972.

Pembangunan Pura Tertua Jakarta

Peletakan batu pertama tersebut dilakukan dengan pembangunan fisik yang dimulai membangun Padmasana. Sementara itu pembuatan pura ini juga hampir bersamaan dengan tempat ibadah Hindu di Tanjung Priok serta Cijantung.

Namun Aditya Jaya merupakan yang pertama, selisihnya kurang lebih hanya beberapa bulan saja. sampai tahun 2019, Jakarta punya sekitar 87 pura, tapi yang paling istimewa serta jamaahnya tetap ialah Aditya Jaya.

Berdasarkan data yang ada, jumlah umat Hindu yang datang ke Pura ini sampai 600 keluarga lebih. Semuanya wajib mengelola tempat ibadahnya dengan baik, namun kaum Hindu lain juga ada banyak.

Berdasarkan sejarah Pura Aditya Jaya, Tempat beribadah umat Hindu tertua di Jakarta tersebut melalui tujuh tahapan pembangunan. Pembangunan pertama pada 1972 dan tahapan akhir dikerjakan tahun 1997.

Oleh karena itu, wilayah tempat ibadahnya sendiri juga bisa dibilang lumayan luas jika Anda pernah berkunjung. Apalagi di sana juga ada beberapa bangunan di mana memang tampak khas daerah Bali.

Bahkan suasana di puranya sendiri juga mirip dengan taman yang dilindungi panas terik matahari. Tentunya itu disebabkan karena pepohonan disekitar sangat rindang, sehingga udaranya juga sejuk dan dingin.

Beberapa bangunan dibangun memakai ornamen khas Bali. Jadi suasana dari pulau dewata tersebut bisa Anda rasakan apabila berada di Pura tersebut. Tidak heran jika umat hindu terus berdatangan sampai sekarang.

Pesona Sejarah Pura Aditya Jaya

Berikut ini merupakan Pesona Sejarah Pura Aditya Jaya

Karena menjadi tempat ibadah umat Hindu pertama di Jakarta, maka tidak heran jika banyak dikunjungi. Karena Anda bisa menikmati suasana Bali saat berada di sana.

Ada 3 halaman di Pura bergaya Bali tersebut. Apalagi struktur bangunannya sendiri juga mengusung konsep Tri Mandala, yakni sebagai berikut:

1. Kanistama Mandala

Ini merupakan area paling luar yang menjadi pintu masuk dari pura itu sendiri. Pada zona ini, Anda akan menemukan area parkir cukup luas dan dapat menampung banyak kendaraan roda empat sekalipun.

Dekat dengan kawasan parkir, Anda bisa menjumpai para penjual yang sediakan perlengkapan sembahyang. Misalnya saja bunga, canang, serta masih banyak lagi jenisnya.

2. Madhyama Mandala

Berpindah ke zona tengah, sesuai sejarah Pura Aditya Jaya, area ini terdapat Candi Bentar. Di mana itu ialah pintu masuk ke Madhyama Mandala.

Sebelum lewat candinya, ada papan pengumuman berisikan mengenai sejumlah aturan sebelum masuk ke area suci tempat ibadah. Di area Mandhayama ini, Anda juga bisa menemukan bangunan mirip Kori Agung.

Kori Agung adalah balai tempat untuk bersembahyang, kantor pengurus dari pura, wantilan Madya Mandala, serta bale Kul-kul.

3. Uttama Mandala

Selanjutnya Anda akan masuk ke kawasan paling suci yakni Uttama Mandala.

Di sini Anda bukan hanya bisa menikmati suasana khas dari Pulau Dewata saja, melainkan juga kuliner khas Bali ada banyak. Beberapa tempat makanan dengan menu khas Bali tersebut lokasinya di luar pura.

Anda bisa datang berkunjung setiap hari dan tentu saja gratis. Mengenai sejarah Pura Aditya Jaya ini sendiri memang tidak lepas dari usaha para

Related Posts