Minum Susu Sebelum Tidur Tidak Boleh, Mitos atau Fakta?

Minum Susu Sebelum Tidur Tidak Boleh, Mitos atau Fakta?

Banyak orang meyakini bahwa minum susu sebelum tidur dapat membantu memperbaiki kualitas tidur dan menambah kenyamanan menjelang waktu istirahat, apakah benar?

Namun, meski susu mengandung sejumlah nutrisi bermanfaat, seperti kalsium dan triptofan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa meminum susu sebelum tidur sebenarnya bisa membawa dampak yang kurang baik bagi sebagian orang.

Kandungan dan Pengaruh Terhadap Tubuh Jika Minum Susu Sebelum Tidur

Minum susu sebelum tidur harap hentikan jika merasa tidak nyaman dan mengalami gangguan tidur setelah minum sebagai efek negatif yang buruk.

Susu mengandung berbagai nutrisi penting seperti protein, kalsium, vitamin D, serta asam amino triptofan yang berperan dalam produksi serotonin dan melatonin, hormon yang berhubungan dengan tidur.

Karena itulah, susu sering kali dikaitkan dengan manfaat meningkatkan kualitas tidur. Akan tetapi, perlu diingat bahwa susu juga mengandung lemak, gula, dan protein yang harus diproses oleh tubuh sebelum bisa diserap dengan baik.

Meski terlihat sehat, beberapa komponen dalam susu justru bisa menyebabkan masalah ketika dikonsumsi sebelum tidur, terutama jika diminum dalam jumlah banyak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa minum susu sebelum tidur mungkin tidak dianjurkan.

1. Gangguan Pencernaan dan Perut Kembung

Salah satu alasan utama mengapa minum susu sebelum tidur dianjurkan adalah risiko gangguan pencernaan. Banyak orang mengalami intoleransi laktosa, yaitu kondisi di mana tubuh tidak mampu mencerna laktosa (gula dalam susu) dengan baik.

Saat seseorang yang memiliki intoleransi laktosa minum susu sebelum tidur , dapat mengalami gejala seperti perut kembung, sakit perut, dan diare. Kondisi ini dapat membuat tidur terganggu akibat perasaan tidak nyaman di perut.

Selain itu, susu mengandung protein kasein yang cukup sulit dicerna oleh tubuh. Saat Anda tidur, sistem pencernaan melambat, sehingga proses pemecahan kasein menjadi lebih lambat dan berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan di malam hari.

2. Meningkatkan Risiko Refluks Asam

Minum susu sebelum tidur juga dapat meningkatkan risiko gastroesophageal reflux disease (GERD) atau yang lebih dikenal sebagai refluks asam. Kondisi ini terjadi ketika isi lambung, termasuk asam lambung, naik kembali ke kerongkongan.

Menyebabkan sensasi terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn. Susu, terutama yang berlemak, dapat memicu produksi asam lambung berlebih, yang kemudian memperparah refluks asam.

Ketika Anda berbaring setelah minum susu, gravitasi yang biasanya membantu menjaga asam lambung tetap di lambung tidak lagi berfungsi secara optimal. Ini membuat asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan dan menyebabkan ketidaknyamanan, terutama saat tidur.

3. Kandungan Gula pada Susu dan Pengaruhnya pada Kualitas Tidur

Susu secara alami mengandung laktosa, sejenis gula yang membutuhkan waktu untuk dipecah dan diserap oleh tubuh. Mengonsumsi minuman yang mengandung gula sebelum tidur dapat memengaruhi kadar gula darah yang berdampak pada kualitas tidur Anda.

Meskipun laktosa memiliki indeks glikemik yang rendah, konsumsi susu sebelum tidur dapat tetap memengaruhi proses metabolisme tubuh, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Selain itu, beberapa produk susu komersial mengandung tambahan gula yang bisa meningkatkan asupan kalori secara signifikan. Lonjakan gula darah ini dapat mengganggu pola tidur alami, membuat Anda sulit untuk tertidur atau menyebabkan bangun lebih sering di malam hari.

4. Meningkatkan Risiko Kenaikan Berat Badan

Meski susu mengandung nutrisi penting, susu juga tinggi kalori dan lemak terutama susu penuh lemak. Mengonsumsi minuman berkalori tinggi sebelum tidur dapat menyebabkan penumpukan lemak karena metabolisme tubuh melambat saat tidur.

Jika ini menjadi kebiasaan, Anda mungkin akan mengalami peningkatan berat badan seiring waktu. Tubuh cenderung menyimpan kalori ekstra sebagai lemak ketika dikonsumsi sebelum tidur karena kurangnya aktivitas fisik untuk membakar kalori tersebut.

Sebagai tambahan, kebiasaan ini dapat memicu rasa lapar di pagi hari yang mendorong konsumsi makanan lebih banyak dan meningkatkan risiko kelebihan asupan kalori harian.

5. Dapat Mengganggu Siklus Tidur

Meski susu mengandung triptofan, asam amino yang diklaim dapat membantu tidur, efek ini sering kali dibesar-besarkan. Faktanya, triptofan dalam susu biasanya tidak cukup kuat untuk memberikan dampak yang signifikan pada tidur.

Sebaliknya, seperti yang telah disebutkan, kandungan gula dan lemak dalam susu dapat mengganggu siklus tidur alami tubuh. Beberapa orang bahkan melaporkan merasa gelisah setelah minum susu sebelum tidur di malam hari.

Hal ini bisa terjadi karena adanya respons insulin yang disebabkan oleh kandungan gula dalam susu. Insulin yang melonjak setelah konsumsi makanan atau minuman berkalori dapat mempengaruhi ritme sirkadian tubuh dan menyebabkan gangguan pada pola tidur.

6. Potensi Alergi dan Efek Sampingnya

Selain intoleransi laktosa, beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap susu sapi yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Alergi susu dapat menyebabkan reaksi seperti gatal, ruam kulit, sesak napas, atau masalah gastrointestinal.

Alternatif lain seperti teh herbal atau air hangat dapat menjadi pilihan yang lebih aman dan efektif untuk mendukung tidur Anda. Keputusan untuk minum susu sebelum tidur sangat bergantung pada reaksi tubuh Anda terhadapnya.

Related Posts